TAUBAT
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Ubaid bin
Umair berkata: "
Adam a.s. berkata: "Ya
Robbi, Engkau telah
memenangkan Iblis atasku sehingga aku tidak dapat mengelakkan diri padanya
kecuali dengan pertolonganMu."
Firman Allah s.w.t.: "Tiada
lahir seorang anak keturunanmu melainkan telah aku datangkan kepadanya yang
menjaganya dari tipu daya iblis, dan dari jin-jin yang jahat." Adam
berkata: "Tambahkan bagiku." Jawab Allah
s.w.t.: "Aku beri pahala setiap hasanat sepuluh lipat
ganda dan ada harapan ditambah, sedang kejahatan satu lawan satu, dan ada
harapan dihapuskan."
Adam berkata: "Tambahkan bagiku."
Firman Allah s.w.t.: "Taubat
tetap diterima selama roh dikandung badan."
Adam berkata: "Tambahkan bagiku."
Firman Allah
s.w.t.: "Qul ya ibadziyal
ladzina asrafu ala anfusihim lataq nathu min rahmatillahi innallaha yagh
firudzdzunuha jami'a, in nahu hauwal ghafururrahiem."
Yang
bermaksud: "(Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros dari
menggunakan masa hidup untuk amal yang tidak berguna) kamu jangan putus harapan
dari rahmat Allah, sesungguhnya
Allah dapat mengampunkan semua dosa,
sesungguhnya Allah maha pengampun lagi
penyayang.)"
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata:
"Bahawasanya Wahsyi yang membunuh Hamzah r.a., pakcik Rasulullah
s.a.w. menulis surat kepada Rasulullah s.a.w.
dari Mekkah:
"Sesungguhnya saya ingin masuk Islam tetapi
terhalang oleh ayat (Yang berbunyi): Walladzina laa
yad-una Allahi ilahanakhoro, wala yaqtuluna nafsallati harramallahu illa
bilhaqqi walla yaznun, waman yaf'al dzalika yaiqa atsaamaa.
(Yang
bermaksud) Dan mereka yang tidak mempersekutukan Allah
dengan tuhan yang lain dan tidak membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah
kecuali dengan hak dan tidak berzina, dan siapa yang berbuat itu maka ia
menanggung dosa-dosa. Sedang saya telah berbuat semua itu, maka apakah
ada jalan bagiku untuk taubat?"
Maka turun ayat yang berbunyi:
"Illa
man taba waamana wa amila amalan salihin fa ula ika yubaddilullahu sayyiantihim
hasanaat."
(Yang bermaksud): Kecuali orang yang taubat
dan beriman soleh, maka untuk mereka Allah akan
menggantikan dosa-dosa mereka dengan hasanat.
Maka Nabi Muhammad s.a.w. mengirim
ayat tersebut kepada Wahsyi lalu dijawab oleh Wahsyi: "Bahawa didalam ayat
ini ada syarat iaitu harus beramal soleh, sedang saya belum tahu apakah dapat
melakukan amal soleh atau tidak."
Maka turun ayat (Yang berbunyi):
"Inna
Allah la yagh firu yusyroka bihi wayaghfiru ma dunia dzalika liman yasya'u."
(Yang bermaksud):
"Sesungguhnya Allah
tidak mengampuni pada siapa yang mempersekutukanNya
dan mengampuni semua dosa selain syirik itu, bagi siapa yang dikehendakiNya."
Ayat ini dikirimkan kepada Wahsyi. Jawab Wahsyi: "Didalam ayat ini juga ada
syarat dan saya tidak mengetahui apakah Allah s.w.t.
hendak mengampuni saya atau tidak."
Maka turun ayat (Yang
berbunyi): "Qul ya ibadiyalladzina ala
antusikum, laa' taqnathu min rahmatillahi innallah yagh firudz dzunuba jami a
innahu huwal ghafurrahiem."
(Yang bermaksud): "Katakanlah:
Hai hambaKu yang telah memboros diri, janganlah
kamu putus harapan dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah
dapat mengampuni semua dosa, sungguh Allah maha pengampun
lagi penyayang.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Sufyan berkata:
"Muhammad bin Abdulrahman Assulami menulis surat kepadaku: Ayahku
menceritakan kepadaku:
Saya duduk dekat Nabi Muhammad
s.a.w. diMadinah, lalu ada seorang diantara mereka berkata:
Saya
telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda: Siapa yang taubat sebelum mati setengah hari, maka Allah
s.w.t. memaafkan padanya. Lalu saya bertanya: Benarkah kau
mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda
demikian?
Jawabnya: Ya. Tiba-tiba ada lain sahabt berkata:
Saya telah mendengar Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda:
Siapa taubat sebelum matinya sekira
sesaat, maka Allah s.w.t. memaafkan baginya.
Kemudian ada yang lain berkata:
Saya telah mendengar Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda:
Siapa taubat sebelum tercabut nyawa
dari tenggoroknya maka Allah s.w.t. memaafkan baginya."
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Mutharrif
berkata: "
Allah s.w.t. berfirman:
Amboi, anak Adam berbuat dosa lalu minta ampun, maka
Aku ampunkan tetapi
kemudian ia mengulangi dosanya lalu minta ampun, maka Aku
ampunkan, amboi kasihan, ia tidak dapat
meninggalkan dosanya tetapi ia pula tidak putus harapan dari
rahmatKu, hai para MalaikatKu,
Aku persaksikan kepada
kamu bahawa Aku telah
mengampuni baginya.
"Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-a'masy dari seorang
dari Mughits bin Sumai berkata:
"Ada seorang pada ummat-ummat yang dahulu,
ia selalu berbuat maksiat, maka pada suatu hari ketika ia sedang berjalan,
teringat pada perbuatan-perbuatannya yang lalu,
maka ia berdoa:
Allahumma
ghufranaka
(Yang bermaksud)
Ya Allah,
aku harap ampunanMu sebanyak tiga kali, mendadak ia mati,
maka Allah
s.w.t. mengampuni baginya."
Muhammad bin Ajlan dari Makhul berkata: "Saya mendapat keterangan bahawa
Nabi Ibrahim a.s. ketika diperlihatkan oleh Allah
s.w.t. alam malakut dilangit, ia melihat
hamba Allah dibumi yang sedang berzina, maka ia berdoa sehingga
binasalah hamba itu, kemudian ia melihat orang yang sedang mencuri, maka ia
berdoa sehingga dibinasakan oleh Allah s.w.t.,
lalu Allah s.w.t. berkata kepadanya:
"Ya Ibrahim, biarkan urusan hambaKu
kerana hambaKu itu
diantara ia bertaubat maka Aku memaafkan
atau akan melahirkan turunan yang ibadat kepadaKu
atau ia memang celaka, maka untuknya telah tersedia jahannam untuk tempatnya
dihari kemudian."
Abul-Laits berkata: "Berita ini sebagai dalil bahawa seorang hamba bila
bertaubat maka Allah s.w.t. menerima
taubatnya dan mengampuninya, kerana itu seharusnya manusia tidak putus harapan
dari rahmat Allah s.w.t.
Firman
Allah s.w.t. yang berbunyi:
"Innahu
layaiasu min rouhillah illal qaumul kafirun."
(Yang
bermaksud) "Sesungguhnya tidak akan patah dari
rahmat Allah kecuali kaum yang kafir."
Di lain ayat pula berbunyi:
"Wahuwalladzi
yaqbalut taubata an ibadihi waya'fu annissanyyi ati."
(Yang
Bermaksud):
" Dialah Allah yang menerima
taubat hamba-hambaNya dan memaafkan
perbuatan-perbuatan yang jelek (dosa):
(Surah: Assuya ayat 25)
Maka seharusnya bagi seorang yang sempurna akal bertaubat pada tiap waktu supaya
tidak tergolong pada orang-orang yang dalam derhaka, sebab seorang yang selalu
bertaubat tidak dianggap selalu didalam dosa meskipun ia mengulangi dosa itu
sehari sampai tujuh puluh kali, sebagaimana riwayat Abubakar Assidiq r.a.
dari
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak
dianggap terus menerus berbuat dosa orang yang selalu membaca
istighfar (minta ampun) meskipun ia mengulangi dalam sehari tujuh puluh
kali.
Rasulullah s.a.w. juga
bersabda:
"Demi Allah, sesungguhnya saya
bertaubat kepada Allah tiap hari seratus kali."
Ali bin Abi Talib r.a. berkata:
"Saya bila mendengar langsung dari Rasulullah
s.a.w. maka saya pergunakan dan bila diberitahu oleh lain orang maka
saya sumpah jika ia berani sumpah saya percaya.
Abu bakar r.a berkata:
"Rasulullah
s.a.w. bersabda:
"Tidak seorang hamba yang berdosa
kemudian ia wudhu dengan sempurna kemudian sembahyang dua rakaat dan membaca istisgfar
(minta ampun) kepada Allah melainkan diampunkan
oleh Allah baginya.
Kemudian Rasulullah s.a.w. membaca
ayat (Yang berbunyi):
"Wa man ya'mal su'an yadh lim
nafsa hu tsumma yas tagh firillah yajidillaha ghafura rahiema.
(Yang
bermaksud):
Dan siapa berbuat kejahatan atau aniaya pada diri sendiri kemudian
membaca istighfar (minta ampun) pasti akan
mendapatkan Allah maha pengampun lagi penyayang."
Dilain riwayat Rasulullah s.a.w.
memperdengarkan ayat:
"Walladzina idza fa'lahu
fahisyatan au dholamu anfusahum dzakarullaha fastagh faru lidzu-nubihim, waman
yagh firudzdzunuba illa Allah, walam yashirru ala maa fa'alu wahum ya'lamun (135)
Ula'ika jazaa'uhum maghdiratun min robbihim wa jannatun tajri min tahtihal
anharu kholidina fiha wani'ma ajrul amilin (136).
(Yang bermaksud):
"Dan mereka yang bila berbuat kekejian atau zalim terhadap siri
sendiri, langsung ingat kepada Allah lalu minta ampun dari dosa mereka, mengerti
benar-benar bahawa tiada yang mengampunkan dosa kecuali Allah, dan tidak
merahajalela dalam dosanya, sedang mereka mengetahui.
Untuk mereka tersedia
pengampunan Tuhan dan syurga yang mengalir dari bawahnya beberapa sungai, ekkal
mereka didalamnya, sebaik-baik pahala bagi yang beramal." (Surah:
Al-Imran 135-136)
Al-Hasan Albashri berkata: "Nabi Muhammad
s.a.w. bersabda: " Ketika Allah
s.w.t. menurunkan iblis laknatullah ia berkata: Demi kemuliaanMu,
saya tidak akan melepaskan anak Adam sehingga ia terpisah dengan rohnya, maka
dijawab Allah s.w.t.: Demi kemuliaan dan
kebesaranKu, saya tidak akan menutupkan jalan taubat dari hambaKu
sehingga rohnya berada ditenggoroknya (hampir mati)."
Al-Qasim meriwayatkan dari Abu Umamah Albahili r.a. berkata Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Malaikat yang dikanan lebih
kuasa terhadap malaikat yang dikiri, maka bila seseorang berbuat kebaikan,
langsung dicatat olehnya sepuluh hasanat dan apabila berbuat kejahatan lalu akan
ditulis oleh malaikat kiri, diperingatkan oleh yang dikanan, tahan dahulu
kira-kira enam atau tujuh jam, maka bila ia membaca istighfar (minta ampun) atau
dicatat apa-apa, dan jika tidak membaca istighfar, lalau dicatat satu kejahatan
(sayyi'at)."
Abul-Laits berkata: "Ini sesuai dengan hadis (Yang berbunyi): "Atta'ibu
minzda-dzanbi kaman la dzanba lahu." (Yang bermaksud):
"Orang yang taubat dari dosa bagaikan tidak berdosa."
Dilain riwayat pula berbunyi: "Sesungguhnya seorang hamba jika
berbuat dosa, tidak segera dicatat sehingga berbuat dosa yang lain, kemudian
jika berbuat dosa lagi, juga tidak ditulis sehingga berbuat dosa yang ketiga,
maka jika berkumpul lima dosa, sedang yang lima digantinya lima dosa itu. Maka
disitu iblis laknatullah menjerit: Bagaimana saya akan dapat membinasakan anak
Adam, sedang saya telah berusaha untuk menjerumuskan lima kali, tiba-tiba
dibatalkan dengan satu hasanat, maka hilang semua usahaku itu."
Shafwan bin Assaal Almuradi r.a. berkata Nabi Muhammad
s.a.w. bersabda: "Disebelah barat ada pintu gerbang besar
yang dibuat oleh Allah untuk pintu taubat lebarnya
sekira perjalanan 40-70 tahun, tetap terbuka dan tidak ditutup sehingga matahari
terbit dibarat." Said bin Almusayyab mengertikan ayat (Yang
berbunyi): "Innahu kaana awwabina ghafura."
(Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah
bagi orang yang selalu kembali kepadaNya maha pengampun."
Iaitu orang yang berdosa kemudian bertaubat kemudian berdosa lagi dan bertaubat.
Seorang ahli hikmah berkata: "Sifat orang aarif (yang menegnal Allah s.w.t.)
ada enam iaitu:
- Jika ingat kepada Allah s.w.t. maka dia berbangga.
- Jika ingat pada dirinya maka dia merasa rendah.
- Jika melihat ayat-ayat Allah s.w.t. maka dia mengambil iktibar.
- Jika ingin bermaksiat maka dia menahan diri
- Jika ingat maafnya Allah s.w.t. maka dia gembira
- dan Jika ingat dosa-dosanya maka minta ampun
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Azzuhri r.a. berkata:
" Pada suatu hari Umar masuk kepada Nabi Muhammad
s.a.w. sambil menangis. maka ditanya:" Ya Umar, mengapakah
kau menangis?." Jawabnya: "Ya Rasulullah,
dimuka pintu ini ada seoarng pemuda telah membakar hatiku sambil menangis."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Ya
Umar, masukkan dia kepadaku." Maka dimasukkan sambil menangis dan
ditanya Nabi Muhammad s.a.w.: "Hai
pemuda, apakah yang menyebabkan kau menangis?" jawabnya: "Ya Rasulullah,
saya menangis kerana dosa-dosaku banyak sedang aku takut kepada Tuhan
yang maha perkasa sedang murka kepadaku." Nabi
Muhammad s.a.w. bertanya: "Apakah kau mempersekutukan
Allah s.w.t., hai pemuda?" Jawabnya: "Tidak." Nabi
Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Apakah kau membunuh jiwa
tanpa hak?" Jawab pemuda itu: ""Tidak." Sabda Nabi
Muhammad s.a.w. "Maka Allah s.w.t. akan
mengampunkan dosamu walaupun sebesar tujuh petala langit dan bumi dan
bukit-bukit." Jawab pemuda itu: "Ya
Rasulullah, dosa ku lebih besar dari langit, bumi dan bukit-bukit."
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: "Dosamu
lebih ataukah alkursi?" Jawab pemuda
itu: "Dosaku lebih besar." Nabi Muhammad
s.a.w. bertanya lagi: "Dosamu lebih besar ataukah
arsy?" Jawab pemuda itu: "Dosaku leboh besar." Nabi
Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Dosamu lebih besar atau
maafnya Allah s.w.t.?" Jawab pemuda
itu: "Maafnya Allah s.w.t. lebih
besar." Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:
"Sungguh tidak dapat mengampunkan dosa besar kecuali Allah
s.w.t. yang maha besar, yang maha maaf dan
ampunanNya. Hai pemuda beritakan kepadaku, apakah dosamu itu?"
Jawab pemuda itu: " Jawabnya: "Saya malu dari engkau, ya Rasulullah."
Nabi Muhammad s.a.w. menekan: "
Beritakan kepadaku apakah dosamu itu?." Jawab pemuda itu: " Ya
Rasulullah, saya tukang gali kubur sejak tujuh tahun lalu dan pada
suatu hari saya menggali kubur gadis dari kaum Ansar dan setelah saya telanjangi
dari kafannya, saya tinggalkan tetapi tidak jauh bangkit hawa nafsuku, maka saya
kembali dan mensetubuhi mayit gadis itu hingga puas lalu saya tinggalkan, belum
jauh tiba-tiba gadis itu bangkit dan berkata: "Celaka kau hai pemuda,
tidakkah malu engkau dari Tuhan yang akan
membalas pada hari pembalasan kemudian, bila tiba masanya tiap orang zalim akan
dituntut oleh orang yang dianiaya, kau birkan saya telanjang dan kau hadapkan
aku dihadapan Allah sebagai orang janabat."
Nabi Muhammad s.a.w. mendengar keterangan
itu segera bangkit bagaikan terdorong dari belakang sambil berkata: "Hai
fasik, alangkah layaknya engkau masuk neraka, keluarlah dari sini."
Maka keluarlah pemuda itu bertaubat kepada Allah
s.w.t. selama empat puluh hari dan pada malam keempat puluh ia
melihat kelangit sambil berkata: "Ya Tuhannya
Nabi Muhammad, Nabi Adam dan ibu
Hawwa, jika Engkau telah
mengampunkan aku maka beritahulah kepada Nabi Muhammad
dan sahabat-sahabatnya, jika tidak maka kirimkan pada aku api dari langit dan
bakarlah aku didunia ini, dan selamatkan aku dari siksa akihirat." Maka
turun malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad s.a.w.
dan sesudah memberi salam ia berkata: "Ya Muhammad,
Tuhanmu memberi salam kepadamu."
Jawab Nabi Muhammad s.a.w. "Dialah
Assalam, dan daripadanya salam
kepadamu dan kepadaNya segala
keselamatan." Jibril berkata: "Allah bertanya,
apakah kau menjadikan makhluk?" Jawab Nabi
Muhammad s.a.w. "Bahkan Allah
yang menjadikan aku dan semua makhluk." Lalu ditanya: "Apakah
kau memberi rezeki kepada mereka?" Nabi Muhammad
s.a.w. menjawab: "Bahkan Allah memberi
rezeki kepadaku dan mereka." Kemudian ditanya lagi: "Apakah
kau memberi taubat kepada mereka?." Nabi Muhammad
s.a.w. menjawab: "Bahkan Allah memberi
taubat kepadaku dan mereka." Lalu Jibril berkata Allah
s.w.t. berfirman: " Maafkanlah
hambaKu itu kerana Aku
telah memaafkan padanya." Maka Nabi
Muhammad s.a.w. segera memanggil pemuda itu dan memberitahu padanya
bahawa Allah s.w.t. telah menerima
taubat kepadanya dan memafkannya."
Abul-Laits berkata: "Seharusnya orang yang berakal memperhatikan kejadian
ini dan mengerti bahawa zina dengan yang masih hidup itu lebih besar dosanya
daripada zina dengan mayit. Juga harus bertaubat yang betul (sungguh-sungguh)
sebagaimana pemuda itu ketika taubatnya benar-benar maka Allah
s.w.t. memaafkannya."
Ibn Abbas r.a. ketika menerangkan ayat (Yang berbunyi): "Ya
ayyuhal ladzina amanu tubu ilallahi taubatan nashuha." (Yang
bermaksud): "Hai orang yang beriman, taubatlah kamu kepada Allah
taubat yang nashuh (Sesungguh-sungguhnya)." Iaitu menyesal
dalam hati dan istighfar dengan lidah dan niat tidak akan
mengulangi lagi selamanya. Ada riwayat bahawa Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Istighfar hanya dengan mulut
sedang tetap terus berbuat dosa bagaikan mempermainkan Tuhannya."
Rabi'ah al-Adawiyah berkata: "Istighfarkami ii memerlukan
kepada istighfar yang banyak, iaitu istighfar dengan
lidah sedang hatinya niat akan mengulangi perbuatan dosanya, maka taubatnya
ialah taubat orang yang dusta dan ini tidak bernam taubat sebab syarat taubat
ini ada tiga iaitu:
- Menyesal dalam hati
- Istighfar dengan lidah
- dan niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Jika demikian maka pasti Allah s.w.t.
mengampunkan baginya walau bagaimana besarnya dosa itu sebab Allah
s.w.t. itu suka memaafkan pada hambaNya.
Pernah terjadi pada suatu masa dahulu raja Bani Israil diberitahu bahawa ada
seorang ahli ibadah yang taat, maka raja itu tertarik sehingga ia memanggil
orang ibadat itu dan diminta supaya suka menjadi sahabat raja dan sering datang
keistana. Maka oleh orang ibadat itu menjawab: "Tawaran tuan raja itu baik
tetapi bagaimana andaikan pada suatu hari saya bermain-main dengan babu raja,
bagaimana tuan raja akan berbuat terhadap aku?" Tiba-tiba raja itu menjadi
marah dan berkata: "Hai pelacur, kau berani berbuat itu didepabku?"
Lalu ahli ibadat itu berkata: "Saya telah mempunyai
Tuhan yang sangat pemurah, andaikan saya berbuat tujuh puluh kali
dosa, nescaya tidak murka dan tidak mengusir aku bahkan tidak dikurangi rezekiku,
maka bagaimana saya akan meninggalkan pintu Tuhan
dan pindah pada orang sudah marah kepadaku sebelum aku bersalah, maka bagaimana
kalau benar0benar engkau melihat aku telah berbuat salah (dosa) itu."
Kemudian dia keluar dari istana raja itu.
Abul-Laits berkata: "Dosa ada dua macam iaitu dosa antara kamu dengan Allah
s.w.t. dan dosa antara kamu dengan semua manusia. Adapun antara
kamu dengan Allah s.w.t. maka syarat
taubatnya ada tiga iaitu:
- Menyesal dalam hati
- Istighfar dengan lidah
- dan niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Maka siapa yang melakukan tiga syarat ini, tidak bangun dari
tempatnya melainkan sudah diampunkan oleh Allah
s.w.t. kecuali jika ia meninggalkan salah satu fardhu yang
diwajibkan oleh Allah s.w.t. maka
tidak berguna taubatnya selama belum menyelesaikan kewajipan terhadap dirinya
itu, lalu menyesal dan istghifar.
Adapun dosa yang terjadi antaramu dengan sesama manusia maka selama mereka belum
menghalalkan, maka tidak berguna bagimu taubat."
Seorang ulama tabi'in berkata: "Adakalanya seorang yang
berdosa, selalu teringat akan dosa dan menyesal serta minta ampun sehingga ia
masuk syurga, sehingga syaitan laknatullah mengeluh: Celaka diriku, andaikan aku
tahu nescaya tidak aku jerumuskan ia kedalam dosa itu."
Abubakar Alwasithi berkata: "Sabar tidak keburuan dalam segala perbuatan
itu baik kecuali dalam tiga macam iaitu:
- Ketika tiba waktu sembahyang maka harus segera dilaksanakan
- Ketika kematian harus segera diselesaikan dan dikuburkan secepat mingkin dan
- Ketika akan taubat dari dosa maka jangan ditunda
Seorang Hakiem berkata: "Taubat seorang akan ternyata dalam empat
macam iaitu:
- Jika telah dapat mengendalikan lidahnya daripada dusta, ghibah dan kata-kata yang tidak penting baginya
- Jika sudah tidak ada rasa hasud, dengki, iri hati terhadap semua manusia
- Jika telah menjauhi teman-teman yang busuk dan
- Selalu siap menghadapi maut, rajin dalam taat dan selalu istighfar menyesali dosa.
Seorang Hakiem ditanya: "Apakah ada tanda bahawa taubat itu telah diterima?"
Jawabnya: "Ya, ada empat tanda iaitu:
- Putus hubungan dengan kawan-kawan yang tidak baik dan bersahabat dengan orang-orang solihin
- Menghentikan semua maksiat dan rajin melakukan taat
- Hilang rasa kesenangan kepada dunia kepada hatinya dan selalu ingat kesusahan akhirat
- Percaya pada jaminan Allah s.w.t. dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah s.w.t.
Maka bila terdapat semua sifat itu ia termasuk pada ayat yang berbunyi: "Innallaha
yuhibbuttawwabina wa yuhibbul metathahirin. (Yang bermaksud):
"Sesungguhnya Allah kasih pada orang yang taubat dan kasih pada orang
yang suka bersuci." Kemudian ia berhak dari orang-orang empat macam
iaitu:
- Mereka cinta kepadanya kerana Allah telah cinta kepadanya
- Mereka akan memeliharanya dengan selalu mendoakannya
- Mereka lupa terhadap dosa-dosanya yang lalu
- Mereka selalu mendekat dan membantu serta mendekatinya
Dan Allah s.w.t. akan
memuliakannya dengan empat macam perkara iaitu:
- Melepaskannya dari dosa sehingga seolah-olah tidak pernah berdosa
- Dicintai Allah s.w.t.
- Dipeliharanya dari gangguan syaitan laknatullah
- Diamankan dari rasa takut sebelum keluar dari dunia
Seperti mana firman Allah s.w.t.
yang berbunyi: "Tatanazzalu alaihimul malaikatu
alla takhafu wala tahzanu, waabsyiru bil jannatillati kuntum tu'adun."
(Yang bermaksud): "Akan turun kepada mereka malaikat yang memberitahu
supaya jangan takut dan jangan susah dan sambutlah khabar baik kamu akan masuk
syurga yang telah dijanjikan untukmu."
Khalid bin Ma'dan berkata: "JIka orang-orang yang taubat itu telah
dimasukkan kesyurga mereka bertanya: "Tidakkah Tuhan
berjanji bahawa kami akan melewati neraka sebelum masuk syurga?"
Maka dijawab: "Ketika kamu melaluinya ia sedang padam."
Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda: "Ketika selesai melaksankan hukum rejam terhadap wanita
yang berzina sehingga mati, lalu menyembahyangkannya, ditegur oleh sebahagian
sebahat Rasulullah s.a.w.: Ya Rasulullah,
engkau yang menghukum rejam kemudian kamu sembahyangkannya?" Jawab Rasulullah
s.a.w.: Sungguh ia telah taubat yang andaikan ia berbuat tujuh puluh kali
seperti itu nescaya diampunkan Allah, yakni ia
telah taubat benar-benar dan taubat yang benar-benar itu pasti diterima meskipun
bagaimana besarnya dosa, tetap akan diampunkan."
Juga diriwayatkan dari Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda: "Siapa yang mengejek seorang mukmin kerana dosa, maka ia
bagaikan yang mengerjakannya danlayak bila Allah menjerumuskannya kedalam dosa
itu. Dan siapa yang mengejek orang mukmin kerana suatu dosa, maka ia tidak akan
keluar dari dunia sehingga melakukan dosa itu dan terbuka rahsianya dimuka umum
sehingga merasakan malunya."
Abul-Laits berkata: "Seorang mukmin tidak sengaja berbuat dosa
sebab Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Wa
karraha ilaikumul kufra walfusuqa wal ishyan." (yang
bermaksud): "Ddan Allah membencikan kepadamu kekafiran, kefasikan dan
maksiat." Kerana itu seorang mikmin tidak mungkin sengaja berbuat
dosa tetapi boleh terjadi padanya disaat ia lalai, tidak kuat menahan nafsu
syahwat yang sedang meluap, kerana itu tidak boleh dicemuhkan, jika ia telah
bertaubat.
Ibn Abbas r.a. berkata: "Jika seorang hamba taubat dan diterima oleh Allah
s.w.t., maka Allah s.w.t. melupakan malaikat yang mencatat amal apa yang telah
mereka tulis, juga anggota badannya pun lupa apa yang pernah dilakukan dari dosa,
juga Allah s.w.t. melupakan bumi dimana ia berbuat dosa diatasnya, supaya ia
datang pada hari kiamat dan tiada sesuatupun yang menyaksikan perbuatan yang
pernah dilakukan itu.
Ali bin Abi Thalib ra. berkata Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda: "Tertulis dikeliling arsy sebelum dijadikan makhluk sekira
empat ribu tahun: "Wainni laghaffarun liman taba wa
aamana wa amila shaliha tsumahtada. (Yang bermaksud): Sesungguhnya
Aku (Allah s.w.t.) maha pengampun bagi siapa yang taubat dan beriman dan beramal
soleh dan mengikuti petunjuk."
Abil-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi
Muhammad s.a.w. menceritakan bab pintu taubat, lalu ditanya oleh Umar
bin Alkhoththob: "Apakah pintu taubat itu, ya Rasulullah?" Jawab Nabi
Muhammad s.a.w.: "Pintu taubat itu dihujung barat, mempunyai dua
daun pintu dari emas bertaburkan mutiara dan yaqut, antara kedua tiang pintu itu
sejauh perjalanan empat puluh tahun bagi orang yang berkenderaan kencang (cepat)
dan pintu itu tetap terbuka sejak dijadikan Allah hingga malam yang akan terbit
matahari pada paginya, dan tiada seorang hamba yang taubat benar-benar melainkan
masuk taubatnya dari pintu itu. Mua'dz bin Jabal r.a. bertanya: "Ya
Rasulullah, apakah taubat nashuh itu?" Jawab Rasulullah: "Ialah
menyesal atas perbuatan dosanya dan niat tidak akan mengulangi lagi, kemudian
minta mapun kepada Allah s.w.t. Kemudian matahari
dan bulan terbenam dipintu itu, lalu tertutup kedua daun pintu itu bagaikan
tidak ada retaknya, maka ketika itu tidak lagi diterima taubat dan tidak
diterima amal yang baru sesudah tertutup pintu itu, dan semua orang menurut
keadaannya sebelum itu, jika ia baik maka dilanjutkan kebaikannya, sebagaimana
firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi):Yauma
ya'ti ba'dhu aayati robbika la yanfa'u nafsan imanuha lam takun amanat min qablu
au kasabat fi imaniha khoiro. (Yang bermaksud): "Pada saat tibanya
sebahagian ayat-ayat Tuhanmu, maka tidak berguna
bagi seseorang iman yang baru, bila tidak beriman sejak sebelumnya, atau telah
berbuat dimasa imannya dahulu kebaikan."
Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Taubat nashuh itu ialah sesudah
taubat tidak mengulangi lagi, dan pintu taubat itu yeyap terbuka dan diterima
dari siapapun kecuali tiga iaitu:
- iblis laknatullah iaitu induk semua kekafiran
- Qabil iaitu induk dari semua yang sial dan celaka dan
- orang yang membunuh nabi
Sedang pintu taubat itu disebelah barat lebarnya kira-kira
perjalanan emapt puluh tahun tidak akan ditutup sehingga ternit matahari
daripadanya (dari barat).
Abul -laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a. berkata Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Taubat itu tergantung diudara,
berseru siang malam tidak berhenti-henti: Siapa yang akan menerima aku, tidak
akan tersiksa dan keadaan itu selamanya, sehingga matahari terbit dari barat,
maka apabila matahari telah terbit dari barat, maka ia terangkat."
Semua keterangan ini menganjurkan supaya bertaubat dan siapa yang
bertaubat akan diterima taubatnya sebagaimana firman Allah
s.w.t. (Yang berbunyi): "Wa tubu
ilallahi jami'a ayyuhal mu'minun la'allakum tuflihun." (Yang
bermaksud): "Dan taubatlah kamu semua hai orang-orang mukminun supaya
kamu bahagia. Selamat dari siksaNya dan mencapai rahmatNya."
Sesungguhnya taubat itu pembuka dari segala kebaikan dan menyebabkan
keselamatnnya dan kebahagiaan tiap mukmin. Allah
s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Ya
ayyuhal ladzina amanu tubu ilallahi taubatan nashuha, asa rabbukum an yukaffira
ankum sayyiatikum, wa yud khilkum jannatin tajri min tahtihal anharu."
(Yang bermaksud): "Hai orang-orang yang beriman, taubatlah kamu
dengan sungguh-sungguh kepada Allah, semoga Tuhan
menghapuskan dosa-dosamu dan memasukkan kamu kesyurga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai." (Surah: Attahrim: ayat 8)
Dan ayat yang lain pula berbunyi: "Walladzina
idza fa'alu fa hisyatan au dholamu anfusahum dzakarullaha fastaghfaru
lidzunubihim, waman yaghfirudz dzunuba illallahu, walam yashirru ala ma fa'alu
wahum ya'lamun." (Yang bermaksud): "Dan mereka
yang bila berbuat dosa besar yang keji atau aniaya pada dirinya (berbuat dosa
kecil), lalu ingat kepada Allah dan minta ampun
untuk dosanya, kerana tidak ada yang mengampunkan dosa kecuali Allah,
dan tidak tetap selalu berbuat dosa, sedang mereka mengetahui akan dosa maksiat."
(Surah Al-Imran ayat 135)
Said bin Abi Burdah meriwayatkan dari ayahnya dari neneknya berkata Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saya membaca
istighfar minta ampun dan taubat tiap hari seratus kali."
Dilain riwayat pula: "Hai manusia, taubatlah kamu kepada Allah,
maka saya bertaubat kepada Allah tiap sehari
semalam seratus kali."
Apabila Nabi Muhammad s.a.w. beristighfar
dan taubat tiap hari seratus kali, padahal telah diampuni oleh Allah
s.w.t. semua dosanya yang lalu dan yang akan datang, maka
bagaimana kita yang belum mengetahui apakah diampunkan atau tidak? Apakah tidak
selayaknya taubat tiap waktu dan tidak berhenti-henti membaca istighfar.
Ibn Abbas r.a. ketika mentafsirkan ayat yang berbunyi: "Bal
yuridul insanu liyafjura amamah." (Yang bermaksud): "Bahkan
manusia itu mengutamakan dosanya dari menunda-nunda taubatnya." Ia
selalu berkata: "Kelak akan taubat sehingga tibalah maut dalam keadaan yang
sejelek-jeleknya ia mati."
Juwaibir meriwayatkan dari Adhdhahhak dari Ibn Abbas r.a. berkata Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: " Pasti akan binasa orang yang
menunda-nunda (Yang selalu berkata kelak saya akan taubat)."
Maka seharusnya tiap manusia taubat pada tiap waktu sehingga bila tiba maut ia
sudah taubat, sedang Allah s.w.t.
telah berjanji dalam ayatNya yang
berbunyi: "Wahuwalladzi yaqbaluttaubata
anibadihi waya'fu anissayyi'at." (Yang bermaksud): "Dialah
Allah yang menerima taubat hambaNya
dan memaafkan segala kesalahan (kejahatan) Yakni
asalkan bertaubat dan minta ampun, maka Allah akan mengampunkan.
Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata: "Siapa yang membaca (ayat yang berbunyi):
"Astaghfirullahal adhiem alladzi la ilaha illa
huwal hayyul qayyum wa atu bu ilaihi." (Yang bermaksud) Saya
mohon ampun kepada Allah yang
maha agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia,
yang hidup berdiri sendiri mengatur makhlukNya dan bertaubat
kepadaNya." sebanyak tiga kali maka akan diampunkan semua
dosa-dosanya meskipun sebanyak buih dilaut.
Ayyub meriwayatkan dari Abu Qabilah berkata: "Ketika Allah s.w.t. mengutuk
iblis laknatullah maka ia minta ditunda, maka Allah
s.w.t. meluluskan permintaannya, maka iblis laknatullah berkata:
"Demi kemuliaanMu, aku tidak
akan keluar dari dada hambaMu
sehingga keluar rohnya. Dijawab Allah s.w.t.:
"Demi kemuliaan dan kebesaranKu,
tidak akan aku tutup pintu taubat pada hambaKu
sehingga keluar rohnya." Maka perhatikan bagaimana kasih rahmat Allah
s.w.t. pada hambaNya,
tetapi menamakan mereka orang-orang mukminin sesudah mereka berdosa sebagaimana ayat
31, surah Annur (Yang berbunyi): "Wa
tubu ilallahi jami'a ayyuhal mukminun la'allakum tuflihun."
(Yang bermaksud): "Dan taubatlah kamu semua kembali kepada Allah, hai
orang-orang muminin supaya kamu untung selamat dan bahagia."
Dan Allah s.w.t. menyatakan kasih kepada orang yang
bertaubat didalam ayat yang berbunyi: "Innal-laha
yubih buttawwabina wayuhibbul mutathohhirin." (Yang
bermaksud): "Sesungguhnya Allah kasih sayang kepada orang yang taubat
dan suka pada orang yang bersuci."
Rasulullah s.a.w. bersabda (Yang berbunyi):
"Atta'ibu minadzdzanbi kaman ladzanba lahu."
(yang bermaksud): "Orang yang taubat dari dosa itu bagaikan orang
yang tidak berdosa."
Ali bin Abi Thalib r.a. diberitahu oleh orang: "Saya telah berbuat dosa."
Ali berkata: "Taubatlah kepada Allah s.w.t.
kemudian jangan kau ulangi." Lalu orang itu berkata: "Saya telah
taubat tetapi saya ulangi lagi." Ali berkata: "Taubatlah kepada Allah
s.w.t. kemudian jangan kau ulangi lagi." Orang itu bertanya: "Sampai
bilakah?" Jawab Ali r.a.: "Sehingga syaitan laknatullah yang kecewa
dan menyesal."
Mujahit ketika menerangkan ayat yang berbunyi: "Innamattaubatu
alallahi lilladzina ya'malunassu'a bijahalatin tsumma jatubuna min karib."
(Yang bermaksud): "Sesungguhnya taubat itu terhadap mereka yang
berbuat dosa dengan kebodohan kemudian bertaubat tidak lama." (surah
Annisa ayat 17) Mujahid berkata: "Asalkan belum mati, maka ia
bererti segera dan tidak lama."
Abuhurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Jika seorang berbuat dosa lalu berkata: "Ya Tuhan,
saya telah berbuat dosa maka ampunkan bagiku. Allah s.w.t.
menjawab: "HambaKu telah berbuat dosa,
tetapi ia sedar mengetahui bahawa ia mempunyai Tuhan yang
dapat mengampunkan atau menuntut dosanya maka Aku ampunkan
baginya."
Ini kerana kehormatan Rasulullah s.a.w.
Sedang pada ummat-ummat yang dahulu jika berbuat dosa maka diharamkan apa yang
tadinya halal dan bila seorang berbuat dosa maka langsung dipintu rumahnya ada
keterangan Fulan bin Fulan telah berbuat dosa atau dibadannya. Dan cara
taubatnya harus berbuat sebegini.
Bagi ummat Rasulullah s.a.w. dimudahkan
dengan ayat yang berbunyi: "Waman ya'mal su'an
au yadh nafsahu tsumma yastagh firillaha yajidil-laha ghafura rahiema."
(Yang bermaksud): "Dan siapa yang berbuat dosa atau kesalahan bagi
dirinya, kemudian minta ampun kepada Allah, tentu
ia mendapatkan Allah maha pengampun lagi penyayang."
Keran itu maka tiap muslim harus bertaubat kepada Allah
s.w.t. tiap pagi dan petang. Mujahid berkata: "Orang yang
tidak bertaubat tiap pagi dan petang maka termasuk orang yang zalim (aniaya)
terhadap dirinya sendiri. Sebagaimana wajib juga menjaga sembahyang lima waktu
sebab Allah s.w.t. menjadikan sembahyang lima waktu itu sebagai
penyuci dosa-dosa kecil yang terjadi sehari-hari dan tidak terasa."
Alqamah dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Seorang datang kepada Rasulullah
s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah,
saya tadi bertemu wanita dalam kebun, maka saya peluk dan saya berbuat padanya
segala sesuatu hanya tidak saya zina." Rasulullah
s.a.w. diam sejenak kemudian turunlah ayat yang berbunyi: "Wa
aqimis sholata tharafayinnahari wa zulafa minallahi, innal hasanati yudz
hibnassayyi'at, dzalika dzikra lidzdzakirin." (Yang
bermaksud): "Tegakkan sembahyang pada waktu siang dan malam,
sesungguhnya amal kebaikan itu dapat menghapuskan sayyi'at kejahatan (dosa), ini
sebagai peringatan bagi orang-orang yang sedar taubat (bagi orang yang akan
bertaubat " Surah Hud ayat 114)
Maka dipanggil oleh Rasulullah s.a.w.
dan dibacakan ayat itu padanya, Umar r.a. bertanya: "Ya Rasulullah,
apakah khusus buat dia sendiri atau umum buat semua manusia? " Jawab Rasulullah
s.a.w.: "Bahkan umum buat semua orang."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a. berkata: "Pada
suatu malam sesudah sembahyang bersama Rasulullah s.a.w.
saya keluar, tiba-tiba saya bertemu dengan seorang wanita yang kudung berdiri
ditengah jalan, lalu ia berkata: "Hai Abuhurairah, saya telah berbuat dosa
yang sangat besar, apakah ada jalan untuk taubat?" Saya bertanya: "Apakah
dosamu?" Jawabnya: "Saya telah berzina sehingga mendapat anak lalu
sayu bunuh anak itu." Abu Hurairah r.a. berkata: "Celaka kau dan telah
membinasakan, demi Allah, tiada jalan untuk taubat." Maka ia menjerit
sehingga pingsang, lalu saya tinggalkannya, akan tetapi timbul perasaanku: Saya
memberi fatwa padal Rasulullah s.a.w. masih
hidup ditengah-tengah kami, dan pagi harinya saya telah pergi berjumpa dengan Rasulullah
s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah,
semalam saya diminta fatwa dalam hal ini dan saya fatwakan kepadanya begini."
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Inna
lillahi wa inna ilaihi raji'un." Demi Allah hai
Abuhurairah, engkaulah yang binasa dan membinasakan, dari manakah engkau hai
Abuhurairah?." Dari ayat: "Walladzina
layad'una ma Allahi ilaha akhara wala yaqtulunnafsal lati har-ramallahu illa
bilhaqqi wala yaznuna, waman yaf'al dzalika yalqa atsama, yudha'af lahul adzabu
yaumal qiyamati wayakhludz fihi muhana, illa man ta ba wa amana wa amila amalan
shaliha fa ula'ika yubaddilullahu sayyi'atihim hasanat, wakanallahu ghafura
rahima." (Yang bermaksud): "Dan mereka yang tidak
menyeru kepada Tuhan yang lain selain Allah
dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
kecuali dengan hak dan tidak berzina dan siapa yang melakukan semua itu mendapat
dosa, bahkan akan dilipat gandakan siksa mereka, dan kekal dalam siksa itu hina
dina kecuali orang yang taubat, beriman dan melakukan amal yang soleh, maka
untuk mereka Allah akan menggantikan semua
dosa-dosa mereka dengan kebaikan dan adanya Allah maha
pengampun lagi pengasih." (Surah
Alfurqan ayat 68-70)
Maka saya segera keluar berjalan dikota Madinah sambil bertanya-tanya:
"Siapakah yang dapat menunjukkan aku pada wanita yang tadi malam minta
fatwa kepadaku mengenai soal ini dan itu, sehingga anak-anak mengatakan: "Abuhurairah
telah." Sehingga pada malam harinya saya bertemu dengan wanita itu ditempat
yang kelmarin itu, maka segera saya terangkan kepadanya apa yang disabdakan oleh
Rasulullah s.a.w. bahawa ia dapat bertaubat,
maka ia menarik nafas besar kerana ia gembira lalu berkata: "Hai Abu
Hurairah, saya mempunyai sebuah kebun dan kini saya sedekahkan untuk orang-orang
miskin sebagai penebus dosa saya." Sesungguhnya seorang hamba jika taubat,
maka semua dosa-dosanya yang lalu itu berubah menjadi kebaikan hasanat.
Demikian pengertian ayat 70 surah Alfurqan
itu.
Ibn Mas'ud r.a. berkata: "Pada hari kiamat jika seorang hamba melihat dalam
suratan amalnya pada permulaannya ada maksiat dosa, lalu diakhirnya hasanat
kebaikan, lalu diulang dari mulanya, tiba-tiba terlihat semuanya hasanat
kebaikan. Demikian pula riwayat Abu Dzar Alghifari r.a. dari Rasulullah
s.a.w. serupa dengan ini dan inilah ertinya: "Allah
mengganti dosa-dosa mereka dengan hasanat."
Sebenarnya tidak ada dosa yang lebih besar dari kekafiran tetapi Allah s.w.t.
berfirman (Yang berbunyi): "Qul lilladzina in
yantahu yugh far lahum maa qad salafa." (Yang bermaksud):
"Katakanlah kepada orang-orang kafir: Jika kamu menghentikan
kekafiran, maka akan diampunkan bagi kamu apa-apa yang telah lalu."
Alhasan berkata Rasulullah s.a.w. bersabda:
" Andaikan seorang itu berbuat dosa sehingga memenuhi apa yang
diantara langit dan bumi, kemudian taubat nescaya Allah
s.w.t. mengampunkannya."
Abu Yazid Arraqqasyi berkata: "Ketika Abu Hurairah r.a. berkhutbah diatas
mimbar Rasulullah s.a.w. berkata: "Saya
telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Adam adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah pada hari kiamat.
Allah menyatakan alasan udzurnya tiga macam iaitu:
- Hai Adam, andaikan Aku tidak mengutuk orang-orang yang dusta dan membenci dusta serta mengancam siksa atasnya dan telah menjadi putusanKu akan mengisi penuh neraka jahannam dengan jin dan manusia semuanya, nescaya Aku memberi rahmat kepada turunanmu semua pada hari ini.
- Hai Adam, sungguh Aku tidak menyiksa turunanmu dengan api neraka kecuali orang yang Aku ketahui bahawa sekiranya Aku kembalikan ia kedunia pasti ia akan kembali kepada kejahatannya dan tidak bertaubat.
-
Hai Adam, Aku jadikan kau
sebagai hakim antaraKu dengan anak cucumu,
berdirilah kau didekat timbangan, perhatikan apa yang terlihat padamu dari
amal, maka siapa yang lebih berat amal kebaikannya meskipun hanya seberat
semut, maka ahli syurga, supaya kau ketahui bahawa Aku
tidak memasukkan kedalam neraka kecuali orang yang zalim.
Aisyah r.a. berkata Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Suratan amal itu tiga perkara iaitu
- Suratan amal yang diampunkan oleh Allah s.w.t.
- Suratan amal yang tidak diampunkan oleh Allah s.w.t.
- Suratan amal yang tidak ditinggalkan sedikitpun daripadanya
Adapun yang tidak diampunkan oleh Allah s.w.t.,
maka syirik mempersekutukan Allah s.w.t.. Allah
s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Innahu man
yusyrik billahi faqad harrama Allah alaihil janna ta wama'wahunnar."
(Yang bermaksud): "Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan Allah
maka Allah akan mengharamkan padanya syurga
dan tempatnya didalam neraka. Adapun yang diampunkan oleh Allah
maka dosa seseorang terhadap Allah antara dia
dengan Allah. Adapun yang tidak ditinggalkan
sedikitpun maka dosa seseorang terhadap sesama manusia maka harus dibalas dan
dikembalikan tiap hak kepada yang berhak."
Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Tiap hak harus dikembalikan kepada yang
berhak pada hari kiamat sehingga diberi kesempatan bagi kambing yang tidak
bertanduk untuk membalas kambing yang bertanduk untuk menanduknya. Kerana itu
jika dosaku dengan sesama manusia, maka hendaklah diselesaikan dengan baik
didunia, adapun kalau antara dia langsung dengan Allah
s.w.t., maka Allah s.w.t. maha pengampun lagi mudah
memaafkan asalkan mahu bertaubat. Sebab tiap hak sesama manusia harus
dikembalikan, jika tidak dikembalikan didunia maka harus dibayar (diganti)
dengan hasanat kebaikan amal yang telah dilakukan pada hari kiamaT.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tahukah
kamu siapakah yang pailit dari ummatku?
Jawab sahabat: "orang yang pailit
itu ialah habis bersih harta kekayaannya dan belum terbayar semua hutangnya
sehingga tidak punya harta dan perkakas (perabut rumah).
Rasulullah
s.a.w. bersabda: " Orang yang pailit dari ummatku ialah orang yang
datang pada hari kiamat dengan lengkap sembahyang dan puasanya tetapi ia telah
mencaci maki si ini dan menuduh pada si itu dan makan harta si ini dan
menumpahkan darah si itu, maka semua orang yang telah habis hasanahnya sebelum
terbayar semua orang yang dianiaya itu dan ditanggungkan kepadanya, kemudian ia
dilempar kedalam neraka."
DIPETIK DARI KITAB :
http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/taubat.htm
TERIMAKASIH ..
JAZAK ALLAH KHAYR..
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.